Burley
Di Indonesia, tembakau Burley dihasilkan di Lumajang, Jember dan Banyuwangi. Tembakau Burley dikeringkan melalui kontrol kelembaban dan sirkulasi udara dalam gudang pengeringan. Warna daun kering adalah coklat muda sampai coklat kemerahan. Burley umumnya dikemas dalam bentuk tipped & threshed atau hand stripped serta terutama dipergunakan sebagai campuran rokok American blend. Sebagian besar Burley dipergunakan untuk pasar ekspor.

 
Dark Fire-Cured
Di Indonesia, tembakau Dark Fire-Cured (DFC) dihasilkan terutama di Jawa Tengah yaitu Klaten dan Boyolali. Tembakau DFC dikeringkan dalam gudang pengeringan melalui asap dengan kontrol kelembaban dan panas tertentu dari sumber panas kayu. Warna daun kering adalah coklat kemerahan sampai coklat tua. DFC umumnya dikemas dalam bentuk butted loose leaf atau hand stripped. DFC dipergunakan untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.

 
Flue-Cured Virginia
Di Indonesia, tembakau Flue-Cured Virginia (FCV) dihasilkan di LombokLampung dan Bojonegoro. Tembakau FCV dikeringkan dalam gudang pengeringan dengan mempergunakan sumber panas eksternal yang disalurkan melalui pipa ke dalam gudang pengeringan. Warna daun kering adalah lemon, orange dan coklat kemerahan. FCV dikemas dalam bentuk tipped & threshed dan dipergunakan untuk campuran rokok American dan Virginian blend. FCV dipergunakan untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.

 
Sun-Cured
Di Indonesia, tembakau Sun-Cured (SC) dihasilkan di Madura, Paiton, Weleri, Mranggen, Temanggung, Kedu, Muntilan, Magetan, Bojonegoro, Jombang, MojokertoJember dan Lumajang. Tembakau SC dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Warna daun kering adalah coklat muda sampai coklat tua. SC dikemas dalam bentuk loose leaf atau hand stripped dan terutama dipergunakan untuk campuran rokok dan isi cerutu. SC dipergunakan untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.

 
Rajangan
Di Indonesia, tembakau Rajangan dihasilkan di Madura, Paiton, Weleri, Mranggen, Temanggung, Kedu, Muntilan, Magetan, Bojonegoro, Jombang, MojokertoJember, Lumajang dan Banyuwangi. Tembakau Rajangan dipotong kecil-kecil dengan ukuran tertentu secara manual atau mesin dan dikeringkan dengan sinar matahari langsung di atas anyaman tikar. Warna daun kering adalah lemon, orange sampai coklat. Rajangan dikemas dalam bentuk potongan dan dipergunakan untuk kretek tangan maupun kretek mesin. Seluruh Rajangan dipergunakan untuk kebutuhan pasar domestik.

 
Sun Air-Cured
Di Indonesia, tembakau Sun Air-Cured (SAC) dihasilkan di Jombang, Boyolali dan Garut. Tembakau SAC dikeringkan dengan cara digantung di gudang pengeringan yang sisinya terbuka dengan atap transparan. Warna daun kering adalah orange tua sampai coklat tua dengan kandungan nikotin yang tinggi. SAC dikemas dalam bentuk loose leaf, hand stripped atau thresh serta dipergunakan untuk kretek tangan maupun kretek mesin. Sebagian besar SAC dipergunakan untuk kebutuhan pasar domestik.

 
Dark Air-Cured
Di Indonesia, sebagian besar tembakau Dark Air-Cured (DAC) dihasilkan di Jember sedangkan di Jawa Tengah dan Sumatra Utara dengan produksi yang lebih kecil. Jenis Besuki-NOTA dihasilkan dalam musim kering dan Besuki-NO (tradisional) dihasilkan dalam musim hujan. Tembakau DAC dikeringkan dengan kontrol kelembaban dalam gudang pengeringan yang besar dengan rangka bambu dan ditutup dengan daun kelapa. Tembakau kering selanjutnya masuk dalam serangkaian proses fermentasi sebelum dilakukan sortasi akhir. Tembaku kering setelah fermentasi berwarna coklat muda sampai coklat tua dengan tanpa kerusakan akibat penyakit atau serangga dan utuh. Proses sortasi akan memisahkan kualitas untuk Wrapper, Binder dan Filler. DAC dikemas dalam bentuk untingan wrapper/binder, (butted) loose leaf dan hand stripped. Sebagian besar DAC dipergunakan untuk pasar ekspor.


Beranda   |   Profil   |   Produk   |   Operasional   |   CSR   |   Kontak
© 2010-2025 PT Indonesia Dwi Sembilan. All rights reserved.